Wartakandang.com. Upaya meningkatkan iman dan taqwa serta keterampilan membaca Al-Qur’an, Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo (UHO) menyelenggarakan Program Pembinaan Kerohanian di Alua Fakultas Peternakan UHO (Kamis, 28/09/2023). Kegiatan ini dikemas dalam bentuk Studi Al Quran Intensif (SAINS) selama 2 bulan dengan melibatkan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Ulul Al-Baab Universitas Halu Oleo. Target perserta SAINS Angkatan 1 ini sebanyak 50 mahasiswa baru angkatan 2023 yang akan dibimbing asisten dosen atau mentor dari LDK Ulul Al Baab. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk membentuk mahasiswa yang cerdas intelektual dan cerdas spiritual dengan tema sentral Mewujudkan Generasi Qur’ani Mahasiswa Fakultas Peternakan UHO.
Koordinator Program Pembinaan Kerohanian, Dr. Ir. Rahman, S.Pt., M.T., IPM., ASEAN Eng, dalam sambutannya menyatakan bahwa minat membaca, mengkaji dan mengamalkan Al Quran telah tergerus oleh fenomena penggunaan teknologi informasi dan komunikasi saat ini yang telah mengalihkan banyak waktu dan perhatian generasi muda atau mahasiswa saat ini ke dalam interaksi online seperti TikTok, Instagram dan bahkan game online. Hal ini menimbulkan dampak negatif yang banyak menyita waktu menjadi tidak produktif dan melalaikan menjalankan ibadah sebagai seorang Muslim.
“Pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia termasuk negara kita telah menyebabkan maraknya penggunaan gadget smartphone untuk menunjang system pembelajaran daring di kalangan mahasiswa maupun pelajar. Saya melihat teknologi IT yang berkembang dewasa ini ibarat pedang bermata dua, di satu sisi merupakan solusi bagi sistem pendidikan berbasis IT tetapi di sisi lain tidak dapat dipungkiri menimbulkan dampak negatif antara lain semakin sulit mengendalikan penggunaan smartphone sehingga banyak diantara mahasiswa/pelajar hanya menghabiskan waktunya berjam-jam di depan smartphone. Kecanduan smartphone, youtube, tiktok, game online, bahkan sampai pada judi online jika tidak diimbangi dan diantisipasi maka semakin lama akan mengakibatkan semakin tidak produktif memanfaatkan waktu dan melalaikan dari mengerjakan ibadah seperti shalat, zikir, atau membaca Al Quran. Beberapa hasil riset melaporkan bahwa kecanduan bermain gadget berpengaruh signifikan terhadap penurunan minat dan aktivitas membaca Al-Qur’an dan ibadah lainnya” ujarnya.
Lebih lanjut diungkapkan bahwa keterampilan membaca Al Quran mahasiswa semakin rendah. Hal ini didasarkan pada evaluasi awal peserta SAINS-1.
“Hasil evaluasi awal yang dilakukan Panitia SAINS Angkatan 1 menunjukkan bahwa kemampuan membaca Al Quran mahasiswa peserta SAINS-1 hanya 4% kategori Sangat Baik, dan 8% Baik, sedangkan sebagian besar 64% Kurang Baik dan 24% Tidak Dapat membaca Al Quran sama sekali. Atau dapat disimpulakan bahwa terdapat 88 % Mahasiswa Baru peserta SAINS dikategorikan Kurang Baik membaca Al Quran. Data awal ini saya rasa perlu mendapat perhatian kita semua dalam rangka menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Al Quran adalah Kitab Suci yang berisi petunjuk dan pembeda antara yang haq dan yang batil serta sebagai pemberi syafaat bagi keselamatan dunia akhirat. Profil lulusan Fakultas Peternakan yang religius akan dicapai jika mahasiswa muslim mampu mengamalkan dan mendakwahkan kitab suci Al Quran. Sementara, untuk dapat mengamalkan dan mendakwahkan Al Quran tentu harus mampu memahami makna kandungan ayat-ayat di dalamnya sedangkan untuk dapat mengkaji dan memahami makna Al Quran maka tentu harus bisa mebaca Al Quran dengan baik. Program SAINS diluncurkan sebagai upaya positif dalam membiasakan mahasiswa membaca Al Quran, menghidupkan masjid degan majelis-taklim wataklum, zikrullah, serta majelis yang mengajak ketaatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, sehingga diharapkan terbentuk dalam diri mereka karakter Generasi Qur’ani sebagaimana yang dicontohkan Rasuullah dan para sahabatnya. Meskipun data hasil evaluasi kemampuan membaca Al Quran mahasiswa Peternakan peserta SAINS-1 memprihatinkan namun kita tetap berbesar hati bahwa fakta tersebut menjadi salah jalan yang membuka ruang untuk mencapai predikat Muslim terbaik melalui proses belajar mengajar bacaan Al Quran. Sebagaimana salah satu hadits diantara banyak hadits tentang keutamaan menbaca Al Quran, dinyatakan … Khahirukum man taallama qurana wa allamahu… yang terbaik diantara kamu adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” ujarnya.
Kegiatan SAINS diharapkan mampu meningkatkan keterampilan membaca Al Quran mahasiswa yang masih kategori tidak dapat membaca Al Quran menjadi mampu membaca Al Quran, mahasiswa yang kategori kurang baik bacaan Al Quran-nya menjadi bagus bacaannya dan mahasiswa yang kategori baik bacaan Al Quran-nya menjadi sangat baik, bahkan ke depan tidak menutup kemungkinan akan ada Mahasiswa Fakultas Peternakan yang mampu berprestasi dalam lomba Tilawatil Quran atau menjadi penyelenggara lomba Tilawatil Quran di tingkat provinsi maupun di level nasional.
Dalam sambutannya Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FPt UHO Prof. Dr. Ir. Amrullah Pagala, S.Pt., M.Si., IPM., ASEAN Eng, menekankan pentingnya program ini sebagai pola dan sistem yang continue serta berkelanjutan untuk mendukung visi Fakultas.
”Saya berharap agar kegiatan SAINS dapat berkelanjutan dan mahasiswa FPt UHO tidak hanya memiliki kemampuan akademik yang baik, tetapi juga dapat memperbaiki akhlaknya melalui program ini. Tujuan yang akan dicapai adalah mahasiswa cerdas secara intelektual dan cerdas spiritual. Berpretasi akademik merupakan suatu keharusan karena menuntut ilmu adalah aktivitas yang mulia. Nabi bersabda … Man salaka thariqan yaltamisu fihi ‘ilman sahhallahu bihi thariqan ilal jannah… barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, Allah memudahkan dirinya jalan ke surga” ujarnya sambil mengutip sebuan hadits Rasulullah SAW.
Sementara itu, Ustadz La Ode Ahmad Muhammad, S.IP., M.Pd.I, memberikan wawasan tentang pentingnya karakter yang kuat dalam jiwa dan rohani serta solusi dalam membina akhlak, yaitu dengan mempelajari Al-Qur’an. Al Quran merupakan hudalinnas petunjuk bagi ummat Islam. “Jika ummat Islam mengabaikan Al Quran maka hidup tanpa petunjuk ibarat kapal tanpa arah. Hidup sesuka hatinya dan kembali ke zaman Jahiliyah. Sementara Allah memberikan petunjuk agar membangun akhlak yang baik dan berempati kepada sesama manusia” ujarnya.
Ketika ditanya tentang bagaimana akhlaq dan bersikap adil terhadap non muslim?, Dosen MKDU Agama ini menjelaskan bahwa jawabannya kembali kepada Al Quran.
”Firman Allah dalam Al Quran yang mengajarkan … Lakum dinukum waliyadin … bagiku agamaku dan bagimu agamamu. Ayat ini menunjukkan ketegasan bahwa Muslim harus menghargai agama orang lain, tapi tidak mencampuradukkan ibadah agama satu sama lain. Jadi toleransi antar ummat beragama bermakna bukan berarti demi menghargai ummat lain sehingga ummat Islam ikut larut dalam perayaan ibadah ummat lain tetapi maknanya adalah melaksanakan ibadah sesuai petunjuk Allah dan tuntunan Rasulullah dan yang dicontohkan Nabi dan para sahabat termasuk ijma para ulama secara bertanggung jawab, namun di sisi lain tetap memberikan kebebasan ummat lain untuk menjalankan agamanya sebagimana yang diamanatkan undang-undang dasar dan yang terpenting adalah tidak salling mengganggu dalam pelaksanaan ibadah masing-masing” jelasnya.
Lebih lanjut dinyatakan “Dalam toleransi antar ummat beragama saja dianjurkan untuk menunjukkan akhlak yang baik apalagi terhadap sesama muslim. Misalnya interaksi dalam lingkungan akademik kampus; mahasiswa sejatinya menunjukkan akhlak yang mulia kepada dosen menghargai dan menghormati baik dalam berbicara maupun bersikap kepada dosennya, demikian juga sebaliknya posisi sebagai dosen membuka banyak peluang untuk membantu dan berbuat baik kepada mahasiswa, tidak sewenang-wenang atau mempersulit mahasiswa, dan mengedepankan rasa empati terhadap masalah dan kesulitan yang dihadapi mahasiswa serta berusaha menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi mahasiswa sehingga masa studinya menjadi lebih cepat. Memang semua ini membutuhkan pengorbanan dan keikhlasan, namun demikianlah tuntunan akhlakul karimah. Dalam hadits yang diriwayatkan Muslim dinyatakan … Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat demikian pula sebaliknya…. dan sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya“
Pemateri sesi kedua menghadirkan Penyuluh Kementerian Agama Kota Kendari, Ustadz Ir. H. Muhammad Ikhwan Kapai mengawali materinya dengan menguraikan keutamaan majelis yang membaca dan mempelajari Al Quran.
“Majelis pertemuan seperti ini dengan tujuan membahas, mempelajari dan mengajarkan Al Quran adalah majelis yang mulia. Dalam suatu hadits Nabi dinyatakan suatu kaum/jamaah yang berkumpul membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya maka akan mendapatkan empat keutamaan yaitu pertama mereka akan mendapatkan ketenangan jiwa (sakinah), kedua mereka akan dinaungi rahmat, ketiga mereka akan dilingkupi para malaikat dan yang keempat Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” ujarnya.
Pada kesempatan itu juga diuraikan keutamaan Al Quran dalam membentuk akhlak yang mulia.
“Jika ingin membentuk Akhlak yang baik maka solusinya adalah Al Quran. Al Quran mengajarkan kepada kita bahwa untuk dapat menghindarkan diri dari akhlak yang buruk adalah dengan menegakkan shalat. Keutamaan shalat membimbing ke arah akhlak yang mulia dan terhindar dari perbuatan perbuatan keji dan munkar. Allah berfirman dalam surah Al ’Ankabut ayat 45, “…aqimush sholah, innash sholata tanha ‘anil fahsya’i wal munkar …. dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar… Shalat merupakan indikator yang pertama dan utama kebaikan seorang Muslim. Dalam hadist disebutkan… Awwalu ma yuhasabu bihil abdu yaumal qiyamah assolah…, yang pertama kali dihisab seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah Sholatnya, apabila amalan shalat ini bagus niscaya seluruh amalnya dianggap baik begitu juga sebaliknya. Oleh karenanya shalat ini menjadi penting dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rukunnya dan menjadi kunci utama bagi amalan lain yang kita lakukan. Jadi setinggi apapun amalan dan kebaikan yang dicapai seorang Muslim jika tidak menegakkan shalat maka tidak artinya sama sekali” jelasnya.
Selain itu Ustadz Ihwan juga menguraikan pentingnya membentuk generasi yang berakhlakul karimah.
”Pada masa permulaan dakwah Islam, Nabi Muhammad SAW tidak hanya membangun sisi tauhid saja, tetapi juga membangun sendi dan pilar akhlak mulia. Dalam suatu hadits Nabi yang diriwayatkan Abu Hurairah dinyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. Suatu hadits riwayat Muslim dikisahkan seorang Sahabat Nabi jauh-jauh datang dari Madinah menayakan kepada Sayyidah Aisyah r.a. tentang akhlak Rasulullah SAW. Sahabat tersebut bertanya“Wahai Ummu al-Mu’minin, beritahukanlah kepadaku tentang akhlaq Rasulullah SAW, maka Aisyah kembali bertanya: Apakah kamu tidak membaca al-Quran? Sahabat itu menjawab: iya. Maka Aisyah menjawab: sesunggunnya akhlak Rasaulullah SAW ialah Al-Quran. Maksud dari pernyataan Aisyah r.a dalam hadits tersebut ialah bahwa Rasulullah SAW telah menjadikan perintah dan larangan Al-Quran sebagai karakternya. Tiap ayat al-Quran memerintahkan sesuatu maka beliau lakukan. Begitu pula sebaliknya apabila turun ayat yang bersifat larangan, maka beliau akan meninggalkannya” ujarnya.
Dalam kisah yang lain, Ustadz Ikhwan menguraikan bagaimana Al Quran secara langsung mengubah karakter dan akhlak seorang sahabat yang awalnya sangat memusuhi Islam.
”Sebagiama kita ketahui bahwa karakter Umar Bin Khatab adalah sosok yang dikenal keras. Sebelum masuk Islam, Umar kerap melakukan konfrontasi dengan kaum Muslimin melakukan propaganda menentang kebenaran Islam. Ia sosok yang disegani baik kawan maupun lawan. Namun, perangai Umar yang keras tersebut tiba-tiba bisa berubah menjadi lembut setelah mendengar dibacakan surah Thaha. Al-Quran yang melembutkan hati Umar bin Khattab. Setelah mendapat bimbingan iman lewat Al Quran, Umar r.a. memilih menggunakan ketegasannya di jalan Allah. Maka ia tak segan hijrah secara terang-terangan sambil membuat pengumuman yang menantang para musuh Islam. Alquran telah mengubah karakter dan akhlak Umar 180 derajat. Ia tetap memiliki keberanian dan ketegasan sebagai sifatnya. Namun, Allah karuniakan kelembutan hati yang amat dalam saat Umar berinteraksi dengan Alquran. Begitulah seharusnya interaksi seseorang Muslim dengan Al Quran. Karakter dan sikap keras dan kasar dalam berpikir, berbicara, bersikap dan bertindak serta tidak memiliki empati kepada orang lain menunjukkan bukti bahwa ia jauh dari Al Quran. Idealnya, jika seseorang yang selalu berinteraksi dengan Al Quran maka hati yang keras menjadi lembut dan tawadhu. Banyak fakta telah membuktikan bahwa betapa banyak orang yang masuk Islam hanya karena mendengar bacaan Al Quran. Inilah salah satu mukjizat Al Quran. Oleh karena itu kegiatan studi Al Quran intensif atau SAINS Fakultas Peternakan ini merupakan solusi strategis dalam membentuk karakter dan akhlak yang mulia bagi generasi mahasiswa muslim” pungkasnya.
Smentara itu, Ketua Umum LDK Ulul Al Baab Wally Abdian, mengungkapkan bahwa Program SAINS didesain mengkombinasikan upaya peningkatan keterampilan membaca Al Quran dan peningkatan pemahaman makna dan kandungan Al Quran sehingga mampu meningkatkan keterampilan membaca AL Quran, mengubah pola pikir dan perilaku dan meneladani akhlaq mulia Rasulullah SAW. Peningkatan keterampilan dilakukan melalui belajar baca Al Quran dengan metode DIROSA (Dirasah Orang Dewasa) adalah Pola pembinaan Islam bagi kaum Muslimin Pemula (pria wanita; remaja, orang dewasa, maupun Muallaf) untuk mahir membaca Al Quran. Kegiatan tatap muka dipadatkan menjadi 8 kali pertemuan sedangkan peningkatan pemahaman isi kandungan Al Quran melalui kajian dan diskusi tematik 8 kali tatap muka dengan tema faktual dan sistematis sampai dengan 30 November 2023. Program SAINS merupakan perwujudan komitmen Pembina Mata Kuliah Agama Islam untuk membentuk mahasiswa yang beraklak mulia menjadi generasi Qur’ani yang kreatif dan menginspirasi. Program ini telah dikoordinasikan dengan Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam dan dapat diklaim sebagai praktikum Mata Kuliah Agama 3 SKS di Fakultas Peternakan” ungkapnya.
Reporter : Muh. Ghiffary Yusuf
Editor : Andri Adi
Related Posts
Tim KKN Tematik Fakultas Peternakan UHO Selenggarakan Focus Group Discussion
BASORIN Pangan Sehat Mengatasi Resiko Diabetes Produk Unggulan Tim PKM-K Mahasiswa Teknologi Pangan UNHAS 2024
Ditjen PKH Undang Dr. Ali Bain sebagai Narasumber Sosialisasi Permentan 25/2023
Tim Futsal Buballus FC Mahasiswa Fakultas Peternakan Sabet Tiga Prestasi Nasional
Tim Dosen Fakultas Peternakan UHO Berikan Pelatihan Mesin Tetas Ekonomis di Desa Cialam Jaya
No Responses